Santo
Paus Gregorius
Agung
Paus ke-64, Salah seorang Paus terbesar dalam
sejarah Gereja
·
Perayaan
03 September
·
Lahir
Tahun 540
·
Kota asal
Roma - Italia
·
Wafat
12 Maret 604 |
Oleh sebab alamiah
·
Kanonisasi
·
Lahir
Tahun 540
·
Kota asal
Roma - Italia
·
Wafat
12 Maret 604 |
Oleh sebab alamiah
·
Kanonisasi
Santo Paus Gregorius Agung
St.Gregorius dilahirkan pada tahun 540 di Roma dalam keluarga bangsawan Kristiani yang saleh. Ayahnya Gordianus, adalah seorang anggota Majelis Tinggi Roma dan ibunya adalah St.Silvia dari Roma. Dua orang saudari ibunya juga adalah orang Kudus, yaitu St.Emiliana dan St.Tarsilla. Leluhurnya adalah Paus St.Felix III
Sebagai seorang anak keluarga bangsawan; Gregorius mendapatkan
pendidikan dari guru-guru terbaik di kota Roma. Ia adalah seorang pelajar yang
sangat cerdas dan berprestasi. Bahkan dalam usia yang masih amat muda ia telah
diangkat menjadi Prefektur (Walikota) kota Roma. Sepertinya ia akan mengikuti
jejak ayahnya menjadi seorang politisi Romawii yang handal. Namun Tuhan rupanya
memiliki rencana lain untuk Gregorius.
Ketika ayahnya meninggal, Gregorius menjadi sangat sedih.
Melihat Jasad ayah yang dicintainya terbujur kaku menyadarkan Gregorius akan
kefanaan duniawi. Gregorius lalu memutuskan untuk menjalani hidup religius. Ia
mengundurkan diri jabatan politiknya, lalu merombak rumahnya yang besar menjadi
sebuah biara Benediktin. Selama beberapa tahun ia hidup sebagai seorang
biarawan Benediktin yang saleh dan kudus. Kekudusannya membuat Bapa Paus
Pelagius kemudian mengangkatnya menjadi salah seorang dari tujuh diakon untuk
kota Roma.
Ketika Paus wafat, diakon Gregorius dipilih untuk
menggantikannya. Gregorius sama sekali tidak menginginkan kehormatan seperti
itu. Ia lebih senang hidup dalam keheningan dibiaranya. Ia berusaha menolak;
namun semua orang hanya menginginkan Gregorius untuk menjadi paus. Semua orang
tahu bahwa ia akan menjadi seorang paus yang baik dan mereka menaruh harapan
padanya. Gregorius lalu berusaha menghindar dengan menyamar dan menyembunyikan
diri dalam sebuah gua, tetapi akhirnya umat dapat menemukannya. Mereka
membawanya kembali ke Roma. Gregorius tidak bisa menolak lagi. Ia pasrah saja
saat dilantik menjadi paus.
Dan pilihan umat di Roma memang tidak salah. Selama empatbelas
tahun kemudian, Gregorius mampu memimpin Gereja dengan gemilang. Walau
kesehatannya tidak selalu prima; namun Gregorius merupakan salah seorang paus
terbesar dalam sejarah Gereja. Ia menulis banyak buku dan juga merupakan
seorang pengkhotbah yang ulung. Ia menggubah, mengumpulkan dan membukukan
lagu-lagu Liturgi hingga sampai saat ini nyanyian liturgi tersebut masih tetap
diasosiasikan dengan dirinya (Lagu-lagu
Gregorian).
Ia mencurahkan perhatiannya kepada segenap umat manusia. Malah
sesungguhnya, ia menganggap dirinya sebagai pelayan bagi semua orang. Ia
adalah paus pertama yang menggelari dirinya sebagai “hamba dari para hamba
Allah” (Servus Servorum Dei). Bagi Gregorius ini bukan hanya
sekedar gelar; karena ia sangat menjiwai dan menjalaninya dalam setiap
pelayanannya. Gelar ini masih terus dipakai oleh para paus sampai hari
ini.
St.Gregorius memberikan perhatian serta cinta kasih istimewa
kepada orang-orang miskin serta orang-orang asing. Setiap hari ia biasa menjamu
mereka dengan makanan yang enak. Ia juga amat peka terhadap penderitaan orang
banyak yang disebabkan oleh ketidakadilan. Suatu ketika, semasa ia masih
seorang biarawan, ia melihat banyak anak-anak diperjual belikan sebagai budak.
Ia bertanya dari mana anak-anak itu berasal dan diberitahu bahwa mereka berasal
dari Inggris. St. Gregorius merasakan suatu keinginan yang kuat untuk pergi ke
Inggris untuk mewartakan kasih Yesus kepada orang-orang yang belum mengenal
Tuhan itu. Setelah ia menjadi paus, salah satu hal pertama yang dilakukannya
adalah mengirimkan biarawan-biarawan terbaiknya (St.Agustinus dari Centerbury bersama
40 rekan biarawan) untuk memperkenalkan Kristus kepada rakyat Inggris. Paus
Gregorius juga mengirimkan para biarawan untuk menyebarkan iman Kristiani ke
Perancis, Spanyol dan Afrika.
Tahun-tahun terakhir hidupnya dipenuhi oleh banyak penderitaan, namun demikian
ia tetap bekerja untuk Gerejanya yang tercinta hingga akhir hayatnya. St.
Gregorius wafat pada tanggal 12 Maret 604.
Tahun-tahun terakhir hidupnya dipenuhi oleh banyak penderitaan, namun demikian ia tetap bekerja untuk Gerejanya yang tercinta hingga akhir hayatnya. St. Gregorius wafat pada tanggal 12 Maret 604.
Komentar